Bismillah. tulisan ini saya kutip dari "www.goresankami.com"
Yaa ikhwan ( panggilan untuk pria muslim ), sebagaimana halnya diri-diri kalian yang lebih cepat simpati dan condong kepada para akhwat ( panggilan untuk wanita muslim ) yang telah berjilbab lebar dan pula telah lengkap dengan cadarnya, duduk dan khusyuk di dalam majelis-majelis ilmu untuk mempelajari perkara-perkara agama, serta beberapa kriteria lain yang menjadi ukuran keshalihan bagi kalian, daripada kepada para kuda liar yang sangat mudah sekali kalian temui di pinggir-pinggir jalan atau di pasar-pasar, yaitu kuda-kuda-pati mereka dengan punggung terbuka, perut kelihatan, betis tersingkap dan bahkan dengan paha terkuak tengah berlenggak-lenggok di tempat-tempat keramaian, mengobral segala keindahan diri-diri mereka yang bisa menjerumuskan kalian ke dalam jurang-jurang neraka, tepatnya ketika kalian tidak atau lalai dalam menundukkan pandangan-pandangan kalian darinya sehingga karenanya kalian akan membayang-bayangkan mereka di dalam hati dan pikiran kalian, apalagi dengan status ‘penghayal tingkat tinggi’ yang dinobatkan kepada kalian, kecuali bagi sebagian dari kalian yang masih diberkan taufiq oleh Allah Ta’ala, insya Allah.
Maka
begitu pulalah bagi kami yaa ikhwan, kami para akhwat akan jauh lebih
cepat tertarik dan luluh kepada para ikhwan yang celananya tidak isbal,
yang memelihara jenggotnya dengan baik, yang gigih menuntut ilmu syar’i,
serta yang begini dan yang begitu lainnya sesuai dengan standar
keshalihan di dalam hati-hati dan pikiran kami, daripada kepada
mereka-mereka yang begajulan, mereka-mereka yang menjadikan perempatan
jalan dan terminal sebagai tempat nongkrong mereka, atau daripada kepada
mereka-mereka yang hanya disibukkan oleh motor dan sepakbola saja.
Sekali
lagi kami ulangi ya ikhwan, kami sama halnya dengan kalian pada perkara
ini, yaitu kami pula tertarik kepada makhluk Allah dari jenis kalian
yang diciptakan-Nya untuk menjadi pasangan-pasangan kami. Kami merasakan
gejolak yang sama dengan kalian yaa ikhwan karena kami adalah saudari
bagi kalian sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,
إنما النساء شقائق الرجال
“Sesungguhnya wanita itu saudara kandung laki-laki.” [HR. Ahmad no.26195, hasan lighairihi, tahqiq Syu’aib Al-Arna’uth]
Sungguh
yaa ikhwan, harapan telah bertemu harapan akan tetapi hati masih
terlarang untuk mengambarkan semua harapan tersebut dan raga pula masih
belum mampu untuk mewujudkan harapan yang dimaksud. Namun, kita tetaplah
dari kalangan manusia nan rentan akan godaan dan tergoda, bukan dari
kalangan malaikat nan dijamin bebas dari segala dosa, malaikat nan akan
senantiasa taat kepada Allah sembahan kita semua.
Aduhai, ada apakah gerangan dengan kita, ikhwan dan akhwat yang telah mengaji ini yaa ikhwan? Bukankah para ustadz
kita telah menjelaskan dengan terang mengenai perkara ini dan bukankah
para ulama kita pula telah menyampaikan dengan gamblang tentang perkara
ini? Tentang
perkara yang tidak akan pernah kering tinta pena-pena kita dalam
menuliskannya, yang tidak akan pernah cukup lembaran-lembaran kertas
kita untuk menumpahkan semuanya, yang tidak akan pernah membuat
lidah-lidah kita capek ketika membicarakannya, yang tidak akan pernah
membuat otak-otak kita tidak habis piker ketika memikirkannya, serta
yang tidak akan pernah membuat hati-hati kita merasa nyaman apabila
telah terjangkiti olehnya!
Yaa
ikhwan, telah terang bagi kami, serta bagi kalian pula tentunya tentang
hakikat cinta dan bercinta dalam agama kita yang mulia ini, tentang
perintah dan larangan syariat sehubungan dengannya, serta tentang kabar
gembira dan ancaman nan pedih tak terkira ketika kita salah dalam
berinteraksi dengannya!
Cinta adalah perkara yang agung karena ia adalah penggerak utama manusia diantara tiga penggeraknya, yaitu khauf/takut, roja’/berharap kemudian ialah mahabbah/cinta.
Cinta akan menjadi penggerak baik untuk urusan akhirat maupun dunia
kita. Sebagaimana dalam perkara shalat yang merupakan perkara akhirat
kita, disana ada khauf/takut akan ancaman terhadap sifat lalai untuk mendirikannya, ada roja’/berharap akan pahala dan surga yang dijanjikan karenanya, serta ada mahabbah/cinta akan kesukaan untuk selalu dekat dengan Allah Ta’ala.
Maka cinta dan kesukaan untuk selalu dekat dengan Allah adalah
penggerak utamanya. Begitu pula dalam urusan dunia, jika kita ingin
bersafar contohnya, maka disana ada khauf/takut jika terjadi kecelakaan di jalan, ada roja’/berharap agar sampai di tempat tujuan dengan selamat dan pastinya ada mahabbah/cinta agar dapat menuju tempat yang disukai.
Bagitulah
keagungan cinta, akan tetapi jika kita salah berinteraksi dengan cinta,
maka kita bisa terjerumus ke dalam larangan terbesar dalam agama kita
yang mulia yaitu kesyirikan dalam cinta, tepatnya ketika kita telah
mendahulukan cinta kepada mahkluk dibandingkan cinta kepada Allah Ta’ala. Ah, dalam perkara cinta ini sungguh kami ingin seperti yang Allah firmankan,
وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لله
“Adapun orang-orang yang beiman lebih dalam cintanya kepada Allah.” [Al-Baqarah : 165]
Selajutnya
yaa ikhwan, telah jelas bagi kita, insya Allah bahwasanya segala
hubungan yang kita jalin sebelum halal melalui kalimat-Nya nan mulia
adalah terlarang dan hanya akan menistakan diri-diri kita di dunia dan
di akhirat kita, sehingga sedikitpun kita tidak mengenal dan bahkan
menolak secara keras lagi lantang tentang ‘ide’ pacaran islami yang
tengah digembar-gemborkan oleh orang-orang yang telah sedikit ‘konslet’
(baca:error) urat syarafnya!
Di
lain sisi telah paham pula bagi kita sebagaimana nan telah kami
sebutkan di awal kata, meski apa jua keadaan maka kita tetaplah bagian
dari mahluk Allah atas nama manusia seluruhnya, makhluk Allah yang
menjadi tempat bersarangnya segala salah dan lupa, mahkluk Allah yang
akan digempur dengan aneka godaan oleh para setan dan
iblis durjana, mahkluk Allah yang dijanjikan dengan surga apabila mampu
melewati segala godaan yang ada, serta mahkluk Allah yang diancamkan
kepada neraka apabila nekat membangkang kepada hukum-hukum-Nya.
Oleh
sebab itu kita harus berhati-hati yaa ikhwan karena iblis telah
bersumpah akan menyesatkan dan menggodai keturunan Adam dengan segala
cara, termasuk dengan menyimpangkan makna cinta yang suci menjadi cinta
yang terlumuri syirik. Ketika Allah azza wa jalla menghukum iblis dan mengeluarkannya dari surga, maka iblis menjawab,
قَالَ
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَْ
ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ
أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Karena
Engkau telah menghukumku tersesat, aku benar-benar
akan(menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian
aku akan datangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan
dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur.” [Al-A’raf: 16-17]
Yaa
ikhwan, dengan kita telah mengaji atau belum, dengan kita telah
menghafal sekian juz dari Al-Quran serta sekian hadist dari hadits
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam atau belum, dengan kita
telah membaca sekian kitab dari kitab-kitabnya para ulama atau belum,
maka raga kita tetaplah raga manusia, jiwa kitapun tetaplah jiwa
manusia, yang apabila kita telah berlepas diri dari usaha untuk menuntut
ilmu dan meningkatkan keimanan kita kepada-Nya maka niscaya kita akan
dimasukkan kepada golongan manusia-manusia yang akan dinistakan sebagai
penduduk neraka, bahkan kita akan menjadi golongan manusia-manusia yang
akan dinistakan dibawah kenistaan nan telah ada karena ilmu yang ada
pada kita malah menjadikan kita sebagai manusia berusus terburai saja,
hanya berkoar-koar di dunia akan tetapi tidak bisa mengamalkannya!
Ketahuilah, ilmu dan Al-Quran adalah hujjah yang bisa membela kita namun bisa pula mengancam kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَ الُقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
“Dan Al-Quran itu bisa menjadi hujjah bagimu (membelamu) dan bisa menjadi hujjah atas kamu (mengancammu).” [HR. Muslim dan hadits Al-Harits Al-Asy’ari]
Aduhai
cinta, ia tidak hanya menghampiri para manusia durjana pemuja syahwat
semata, akan tetapi ia juga akan mendatangi para manusia yang tengah
berpayah dan berdarah-darah dalam menjaga dirinya dari panasnya api
neraka. Ia tidak hanya menyambar-nyambar hati para pecinta roman dan
puisi picisan saja, akan tetapi juga akan membelai-belai hati para
penuntut ilmu dia atas manhaj salaf yang mulia, sebagai ujian akan
keimanan yang tengah ia perjuangkan tentunya.
Sekarang
yaa ikhwan, kami pula tidak menutup mata akan banyaknya kaum kami,
terutama sebagian kecil dari kalangan yang telah mengaji pula terjangkit
virus ini, dilenakan dengan harapan-harapan indah akannya,
dimabuk-kepayangkan kepada sosok-sosok manusia berjakun dari jenis
kalian sebelum adanya ikrar pada saat akad yang mulia.
Telah
meraung-raung mereka dalam menangisi semua rasa yang belum pantas
mereka rasakan, telah berderaian air mata mereka ketika mendapati
hati-hati mereka telah semakin keras lantaran perasaan nan sungguh tidak
mengenakkan jiwa, telah sadar meraka bahwa apa-apa yang tengah mereka
lakukan hanya akan membuat mereka jatuh kedalam lubang kenistaan, namun
sungguh yaa ikhwan, sungguh ujian tentang cinta dan bercinta ini adalah
ujian yang paling menguras tenaga dan pikiran, karena akan menjadi kecil
sajalah semua perkara apabila telah dihadapkan kepada perkaranya, yaitu
kepada perkara cinta dan bercinta!
Yaa
ikhwan, sebagaimana yang telah kita maklumi bahwasanya setiap kelompok
itu ada ujiannya, dan ujian bagi kita khususnya para pemuda adalah ujian
tentang perkara cinta dan bercinta. Kita permaklumkan, karena kita
tidak akan masuk surga sebelum mendapatkan ujian sebagaimana firman
Allah Ta’ala,
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ
الَّذِينَ خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء
وَزُلْزِلُواْ حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ
مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللّهِ قَرِيبٌ
“Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya: "kapankah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” [Al-Baqarah: 214]
Akan
tetapi ini salah siapa yaa ikhwan?? Apakah semata-mata ia adalah
kesalahan kaum kami yang telah dilalaikan dalam menjaga hijab dan
hatinya atau pula kesalahan kaum kalian yang mencoba mendekati kami
dengan topeng-topeng di balik lebatnya jenggot-jenggot kalian?
Awal
mula petaka terjadi, ketika kami tengah disibukkan dengan studi-studi
kami maka datanglah serangan-serangan ta’aruf dari kalian, tepatnya
serangan-serangan ta’aruf atas dasar kebodohan dari kalian, yaitu hanya
dengan modal pulsa HP dan internet semata, bukan melalui perantara yang terpecaya!
Awalnya
kami tidak bergeming dengan segala ulah nista kalian karena kami
bukanlah akhwat gampangan yang dapat dengan mudah kalian pinang, atau
lebih tepatnya kalian permainkan melalui pesan-pesan ‘religius’ ala
kalian, kami adalah akhwat-akhwat yang dijaga dengan syariat dan
manhaj yang mulia, yang apabila kalian menginginkan diri-diri kami maka
tunjukkanlah kejantanan kalian untuk meminta kami kepada ayah-ayah
kami!
Namun, apalah daya yaa ikhwan, naluri kewanitaan kami
nan sejatinya sangatlah suka untuk diperhatikan dan merasa
diistimewakan, ditambah karena sebab kelemahan hati-hati dan kerapuhan
jiwa-jiwa kami maka menjadi luluh jualah kami, menjadi jebol jualah
benteng pertahanan kami dengan segala aksi serong kalian untuk
merobohkannya.
Kalian
yaa ikhwan telah tahu bahwasanya hati-hati kami adalah hati-hati nan
lemah karena pada dasarnya kami memang telah memiliki kebengkokan, maka
janganlah kalian manfaatkan lemahnya hati-hati kami tersebut demi
kepuasaan nafsu-nafsu kalian! Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى
طَرِيْقَةٍ، فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَبِهَا
عِوَجٌ وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلاَقُهَا
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk dan ia (seorang wanita) tidak akan lurus bagimu di atas satu jalan, maka jika engkau menikmatinya maka engkau akan menikmatinya dan pada dirinya ada kebengkokan, dan jika engkau meluruskannya maka engkau akan mematahkannya. Dan patahnya wanita adalah menceraikannya.” (HR Muslim II/1091 no 1468)
Kemudian
yaa ikhwan, fitrahnya kami adalah sebagai mahkluk nan cukup mudah
berbesar rasa karena merasa diutamakan oleh kaum kalian sehingga karena
sebab ini kami akan mudah sekali luluh ketika melihat perjuangan kalian
untuk dapat masuk ke dalam hati-hati kami, nan sejatinya ia tidaklah
dapat dikatakan sebagai perjuangan, karena sebenarnya ia adalah ulah
busuk kalian atas dasar nafsu semata. Akan tetapi apalah hendak dikata,
ulah busuk kalian malah dinampakkan indah oleh setan di dalam hati-hati
dan fikiran kami, sehingga segala aib atau keburukan tentang kalianpun
seolah disamarkan dan nampak sebagai hebatnya ‘perjuangan’ kalian untuk
mendapatkan diri-diri kami!
Yaa
ikhwan, jikalah kalian tidak berniat untuk benar-benar menikahi kami
dalam masa tenggang nan segera, maka mengapalah pula kalian sok-sok
menyampaikan proposal ta’aruf kalian kepada kami, disertai dengan sebuah
pesan nan penuh kedzaliman, “Mohon bersabarlah engkau menunggu dan
jagakanlah selalu hatimu untuk daku seorang yaa ukhty, insya Allah akan
kupinang dan kunikahi engkau setelah sekian tahun dari sekarang.”
Jikalah
kalian belum siap untuk berijab qobul dengan ayah-ayah kami, maka
mengapa pulalah kalian sok-sok hendak menadzor kami? Mengapalah pula
kalian sok-sok berlagak hendak melihat wajah dan telapak tangan kami
padahal sejatinya kalian hanya ingin mengetahui kualitas wajah-wajah
kami nan dengan bersusah payah telah kami sembunyikan di balik
cadar-cadar kami!
Jikalah kalian masih gamang hendak mengarungi samudra kehidupan bersama kami, maka mengapa pulalah kalian sok-sok membooking
kapal-kapal dan perahu kami? Mengapalah pula kalian sok-sok
membanggakan diri-diri kalian sebagai nahkoda kapal nan sejati padahal
kalian hanyalah pengendara-pengendara sepeda ontel pada zaman kelinci?
Jikalah
kalian memang masih dalam masa-masa studi sehingga rasa-rasanya kalian
belum bisa menanggung semua beban tentang kami, maka mengapalah pula
kalian sok-sok tampil sebagai sosok yang jantan dihadapan kami? Mengapa
pulalah kalian sok-sok hendak menikah muda dengan semangat celana
cingkrang dan jenggot kalian nan memang lumayan tebal itu saja?
Jikalah
kalian ingin menunjukkan bakti-bakti kalian kepada para orangtua kalian
terlebuh dahulu sebelum mempersunting diri-diri kami, maka mengapalah
pula kalian sok-sok telah siap lahir dan batin untuk mencari kami?
Mengapa pulalah kalian sok-sok hendak memulai sebuah proses nan
‘terkesan’ syar’i padahal sejatinya ia adalah kedok dari segala
kemaksiatan dan kebobrokan akhlak-ahklak kalian saja?
Jikalah
kalian masih gamang hendak memetik kuntum-kuntum kami nan memang tengah
merekah dan indah memekarkan kuncup-kuncupnya, maka mengapa pulalah
kalian sok-sok perkasa hendak memetik kami dari tangkai-tangkai kami?
Mengapa pulalah kalian sok-sok hendak memanjati pagar berduri di
sekeliling taman kami, dan tangan-tangan kalian sok-sok kuat untuk
memetik kami dari tampuk-tampuk kami padahal sejatinya kalian adalah
pencuri-pencuri yang tak berhati nurani?
Jikalah
kalian belum terang hendak menjadikan kami sebagai ustadzah di dalam
rumah-rumah kalian, maka mengapalah pula kalian sok-sok berani untuk
mengusik ketenangan dan kenyamanan kami dengan segala aksi tebar petaka
kalian? Mengapa pulalah kalian membobol atap-atap rumah kami ketika
kalian dapati semua pintunya masih tergembok rapi?
Kemudian
untuk kalian yang tingkat ke-erroran hati, pikiran dan akhlaknya telah
error tingkat tinggi, jikalah pula kalian belum menahu diri akan
kadar-kadar diri kalian sendiri maka mengapa pulalah kalian sok-sok
hendak mempoligami istri-istri kalian dengan kami? Mengapa pulalah
kalian sok-sok kasak-kusuk untuk mencari nan kedua segala sementara nan
pertama saja belum terurusi? Mengapa pulalah kalian sok-sok berkoar-koar
akan keadilan dalam nafkah lahir dan bathin sementara untuk nan pertama
saja belum tercukupi? Mengapa pulah kalian sok-sok hendak membina kami
dengan ilmu-ilmu kalian sementara nan pertama saja telah hampir
terbinasakan oleh diri-diri kalian sendiri?
Aduhai,
kemanakah ilmu-ilmu kalian ketika setiap minggu kalian pontang-panting
untuk menghadiri majlis-majlis ilmu itu hendak kalian buang? Kemanah
kiranya harta-harta karun kalian itu akan kalian campakkan? Sebegitu
besarkah ujian nan menimpa kalian sehubungan dengan perkara ini, atau
sebegitu lemahnya kah bongkah-bongkah keimanan nan bersarang di dalam
hati-hati kalian sendiri?
Belumkah
sampai kepada kalian bahwasanya kami, para akhwat yang telah berjilbab
lebar ini adalah mahkluk yang akan menjadi fitnah terbesar bagi
kalian-kalian yang telah mengaji, sebagaimana mereka, para akhwat nan
masih berpakaian kurang bahan pula akan menjadi fitnah terbesar bagi
kaum kalian lainnya yang belum mengaji?? Atau jika tanpa pernjagaan dari
Allah maka jangankan oleh kami-kami nan telah tertutup rapat ini, oleh
mereka-mereka nan masih terbuka lebar-lebar saja kalian akan bisa pula
terfitnah dengan fitnah yang lebih besar dan sungguh menjijikkan, karena
sejatinya kami semuanya adalah mahkluk Allah atas nama wanita,
sejatinya kami adalah mahkluk Allah yang akan menjadi fitnah dunia
terbesar bagi kalian semuanya!
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
"Tidaklah aku menginggalkan fitnah, setelah aku (wafat), yang lebih berbahaya atas laki-laki daripada wanita". [HR al-Bukhari no: 5096. Muslim, no: 2740,]
Aduhai,
semakinlah kalian menundukkan pandangan-pandangan kalian dari diri-diri
kami yaa ikhwan, janganlah kalian mudah terfitnah hanya karena
jilbab-jilbab besar kami nan melambai-lambai sebagai pertanda
keshalihahan dan komitmen kami dalam berhijab secara dzahir karena
sungguh hal itu ukurannya adalah nisbi, sebagaimana ukuran ketinggian
kaki-kaki celana kalian dan pula ukuran ketebalan jenggot-jenggot
kalian. Apa-apa yang nampak oleh pandangan mata cukuplah sebagai
parameter awal dari masing-masing kita untuk saling menilai sementara
parameter hati adalah ukuran Allah semata, insya Allah. Wallahu a’lam.
Kita
harus hati-hati dengan pandangan mata yaa ikhwan, apalagi kalian karena
ia adalah panah setan. Dari Hudzaifah bin Al-Yaman ia berkata,
Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda,
النَّظْرَةُ
إِلَى اْلمَرْأَةِ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيْسَ مَسْمُوْمٌ مَنْ
تَرَكَهُ خَوْفَ الله أَثَابَهُ الله إِيْمَانًا يَجِدُ بِهِ حَلاَوَتَهُ
فِيْ قَلْبِهِ
“Memandang
wanita adalah anak panah dari anak-anak panah Iblis yang beracun. Siapa
yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, niscaya Allah
memberinya pahala iman yang ia rasakan manisnya dalam hatinya.” [HR. Ahmad 5/384, hasan dengan penguat]
Oleh
sebab itu yaa ikhwan, mintalah diri-diri kami nan benar-benar shalihah
secara lahir dan bathin insya Allah kepada Rabb yang Maha Mengetahui nan
tampak maupun nan tersembunyi, sebagaimana kami pula senantiasa meminta
kepada-Nya agar Dia memberikan kami salah seorang dari kalian nan
shalih lahir dan batinnya pula, insya Allah, amin.
Kemudian dengarkanlah oleh kalian syair ini,
Angkat pandanganmu terhadap para wanita,
yang amal shalih adalah mas kawin mereka,
Bisikkan pada jiwa tentang cinta pertama,
Mencintai mereka adalah niaga yang laba,
Berusahalah untuk mendapatkan mereka,
Jika ada jalan dan telah tiba saatnya.
[Syair ini tidak kami ketahui sumbernya, jika diantara pembaca ada yang tahu silakan kabarkan kepada kami.red]
Ya
ikhwan, janganlah sesekali kalian mengangkat pandangan-pandangan kalian
untuk mencari satu diantara kami sementara diri-diri kalian belum siap
untuk mengangkat beban ayah-ayah kami di dunia apalagi di akhirat
nanti. Marilah kita saling berinstropeksi diri sembari mencukupi
diri-diri kita dengan ilmu tentangnya terlebih dahulu, karena sungguh
menikah bukanlah perkara sepele nan bisa kita mulai dengan semangat
membara saja akan tetapi kosong dari ridha Allah Ta’ala.
Ah,
telah terlalu panjang kata-kata kasar yang kami rangkaikan untuk kalian
yaa ikhwan, mohon maafkanlah lisan-lisan kami yang tajam dan pula
pena-pena kami nan lancang dalam mengata-ngatai kalian. Sungguh kami
tidak semata-mata menyalahkan diri-diri kalian dalam perkara nan telah
terlanjur terjadi ini karena kamipun sebenarnya mempunyai andil dalam
setiap prosesnya.
Sungguh
yaa ikhwan, memang tidaklah mungkin tepuk akan menghasilkan bunyi
jikalah kalian bertepuk dengan sebelah tangan saja, bukan? Tidaklah
mungkin kalian akan berani mengirimi kami sms sekian kali sehari jikalah
tidak karena kami yang pernah sekali waktu membalasinya. Tidaklah
mungkin kalian akan menebarkan pesona-pesona kalian jikalah kami yang
tidak memberikanmu sebidang lahan di hati-hati kami untuk
menyemaikannya. Tidaklah mungkin kalian bisa memandangi kami jikalah
tidak karena kami yang menampakkan diri-diri kami di hadapan kalian.
Serta tidaklah mungkin kalian diam-diam bisa mencuri hati-hati kami
jikalah tidak karena kami yang telah melonggarkan kunci nan terpasang
pada pintu-pintunya itu. Kami pula salah yaa ikhwan, sekali lagi kami
akui kalau kami pula salah.” Lengkapnya silakan baca tulisan kami yang berjudul, Akhiy, Engkau Telah Kutembak Mati
Sudahlah yaa ikhwan, sekali lagi kami minta maaf kepada diri-diri kalian. Semoga Allah Ta’ala jagakan
hati-hati kami dan pula hati-hati kalian dari perkara nan sungguh tidak
mengenakkan hati lagi sangat menyesakkan dada ini jika kita telah
berurusan dengannya sebelum ikrar yang pasti, yaitu perkara cinta dan
bercinta.
Semoga
Allah sabarkan dan kuatkan diri-diri kami dalam menunggu adzan maghrib
nan dinanti sebagaimana semoga Allah sabarkan kalian dalam menahan
segala kehendak di siang hari, sampai tiba masanya bagi kita untuk
berbuka dan menikmati segala keindahan dan pesona di dalam pernikahan
yang syar’i, insya Allah, Amin.
***
28 September 2011
Bumi Allah,
Goresan Kami
Editor : Ustadz Raehanul Bahraen
***
Yang merasa tersungging sorry-sorry aje ye, he he he.
Lucky Club Casino Site - Lucky Club
BalasHapusLucky Club Casino is a new online gaming casino offering live dealer games, luckyclub.live virtual sports and a virtual Vegas gaming experience. We want to Rating: 5 · 1 vote